CHASANAH, FADIA (2024) GAYA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM KEPEMIMPINAN DI LINGKUNGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Studi Kasus pada Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai Rawamangun Jakarta Timur). Bachelor thesis, Universitas Nasional.
Text
COVER.pdf Download (878kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (452kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Download (289kB) |
|
Text
BAB 3.pdf Download (217kB) |
|
Text
BAB 4.pdf Download (910kB) |
|
Text
BAB 5.pdf Download (147kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis gaya komunikasi organisasi dalam kepemimpinan di lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan studi kasus pada Kepala Pusdiklat Bea Cukai Rawamangun Jakarta Timur. Dengan menggunakan teori komunikasi organisasi Tubbs dan Moss, terdiri atas premis: Gaya Kontrol, Gaya Kesetaraan, Gaya Struktural, Gaya Dinamis, Gaya Melepaskan, dan Gaya Menarik Diri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa premis Gaya Kontrol, Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai tidak menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan yang bersifat kontrol. Sebaliknya, dalam kepemimpinannya, beliau cenderung mendorong dan memberikan kebebasan kepada para pegawai, menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi aktif serta ekspresi ide-ide mereka. Premis Gaya Kesetaraan, Kepala Pusdiklat Bea Cukai menerapkan gaya kesetaraan dengan menerapkan nilai-nilai kesetaraan, keadilan, kepedulian, penghargaan, dan dukungan kepada seluruh pegawai di lingkungan Pusdiklat Bea dan Cukai. Premis Gaya Struktural, Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai menerapkan gaya struktural dengan mempraktikkan peran sebagai pemimpin yang melakukan pemantauan dan pengelolaan kinerja pegawai secara terstruktur. Premis Gaya Dinamis, Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai menerapkan gaya dinamis dengan keterlibatan aktif dalam memberikan arahan, melakukan evaluasi kinerja, memberikan umpan balik kepada pegawai di Pusdiklat Bea Cukai, dan mendorong partisipasi mereka. Premis Gaya Melepaskan, Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai menerapkan gaya melepaskan. Sebagai pemimpin, beliau cenderung menerima, mendengarkan, dan mempertimbangkan saran, pendapat, atau gagasan anggota organisasi yang dipimpinnya. Premis Gaya Menarik Diri, Kepala Pusdiklat Bea Cukai tidak menerapkan gaya menarik diri dalam kepemimpinannya, melainkan lebih menekankan pentingnya komunikasi sebagai elemen utama kepemimpinannya. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa, Kepala Pusdiklat Bea Cukai menerapkan empat dari enam gaya komunikasi organisasi Tubbs dan Moss. Yaitu, gaya kesetaraan, gaya struktural, gaya dinamis, dan gaya melepaskan. Dua gaya yang tidak diterapkan adalah gaya kontrol dan gaya menarik diri, dianggap tidak relevan untuk lingkungan kerja Pusdiklat Bea Cukai. Kata Kunci : Komunikasi Organisasi, Komunikasi, Organisasi, Kepemimpinan
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) L Education > L Education (General) |
Divisions: | Skripsi > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | - Abdurrahman - |
Date Deposited: | 26 Mar 2024 07:00 |
Last Modified: | 26 Mar 2024 07:00 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/10539 |
Actions (login required)
View Item |