Rawina, Rawina (2024) HUBUNGAN ANTIBODI IRREGULAR TERHADAP RIWAYAT TRANSFUSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN, GOLONGAN DARAH DAN USIA DI UTD PMI KABUPATEN BEKASI. Bachelor thesis, Universitas Nasional.
Text
Cover.pdf Download (1MB) |
|
Text
Bab I.pdf Download (1MB) |
|
Text
Bab II.pdf Download (1MB) |
|
Text
Bab III.pdf Download (1MB) |
|
Text
Bab IV.pdf Download (1MB) |
|
Text
Lampiran.pdf Download (1MB) |
Abstract
Antibodi irregular merupakan antibodi yang didapat dari alloimunisasi atau paparan antigen asing. Terbentuknya antibodi irregular didapat dari riwayat transfusi, perpindahan Immunoglobulin (IgG) dari ibu ke bayi dan autoimmune. Pemeriksaan pra- transfusi terhadap pasien yang akan menerima transfusi untuk menjamin kecocokan golongan darah ABO dan antibodi irregular yang dapat bereaksi dengan sel darah donor. Terbentuknya antibodi irregular dapat menyulitkan terapi dan uji kompatibilitas pra- transfusi. Pemeriksaan identifikasi antibodi bertujuan mengetahui keberadaan antibodi dalam darah pasien, hasil positif bila ditemukan antibodi dan hasil negatif bila tidak ditemukan antibodi, melalui metoda Direct Antiglobulin Test (DAT) menggunakan sel panel yang telah dilabeli dengan antigen makeup dari sistim golongan darah dan rhesus tipe (antigen E, e, C, c, Le a , Le b , Jk a , Jk b , Fy a , M, K, S, kpa dan C w ). Analisis karakteristik antibodi dari riwayat transfusi berdasarkan jenis kelamin didapat 76,6% perempuan dan 23,4% laki-laki. Berdasarkan golongan darah didapat persentase golongan darah A (27,3%), B (31,2%), O (32,4%) dan AB (9,1%). Berdasarkan usia 0-5 tahun (7,1%), 6- 11tahun (1,3%), usia 12-25 tahun (9,1%), usia 26-45 tahun (39%), usia 46-60 tahun (37,7%) dan usia >60 tahun (5,85%). Terdapat hubungan antibodi irregular terhadap riwayat transfusi, dimana pada riwayat transfusi dapat ditemukan adanya antibodi irregular, terdapat hubungan antibodi irregular terhadap jenis kelamin, dimana pada jenis kelamin perempuan lebih banyak ditemukan antibodi irregular, terdapat hubungan antibodi irregular terhadap usia, dimana pada usia produktif lebih banyak ditemukan antibodi irregular. Tidak terdapat hubungan antara antibodi irregular terhadap jenis kelamin. Mengingat adanya alloimunisasi setelah transfusi darah, maka setiap pasien yang akan menerima transfusi hendaklah dilakukan skrining dan identifikasi antibodi terlebih dahulu untuk mengurangi reaksi samping dari inkompatibiltas darah. Kata kunci: Antibodi irregular, Riwayat Transfusi, Jenis Kelamin, Golongan Darah, Usia
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Divisions: | Skripsi > Fakultas Biologi > Program Studi Biologi |
Depositing User: | Miss Rahma Rahmawati |
Date Deposited: | 07 Mar 2024 04:23 |
Last Modified: | 07 Mar 2024 04:23 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/9721 |
Actions (login required)
View Item |