PERTIWI, EKI ADITIYA (2023) IMPLIKASI KONFLIK PERBATASAN MARITIM NATUNA UTARA TERHADAP HUBUNGAN KERJASAMA EKONOMI INDONESIA-CINA SEKTOR INFRASTRUKTUR PEMERINTAHAN JOKO WIDODO. Diploma thesis, Universitas Nasional.
Text
Cover.pdf Download (974kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (418kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (318kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (215kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (563kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (227kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Download (122kB) |
|
Text
Lampiran.pdf Download (306kB) |
Abstract
Semasa pemerintahan Presiden Joko Widodo, kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok dinilai harmonis di berbagai bidang. salah satu bentuk kerjasama pembangunan sektor infrastruktur daratan dan lautan melalui proyek belt and road initiative yang sejalan dengan kebijakan poros maritim dunia Joko Widodo. Kerjasama ini tetap berjalan meskipun disisi lain klaim sepihak pemerintah Tiongkok atas kawasan laut Natuna utara menimbulkan konflik berkepanjangan diantara kedua negara. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui upaya penyelesaian yang dilakukan pemerintah Indonesia atas klaim sepihak dari pemerintah Tiongkok serta implikasi konflik tersebut terhadap hubungan kerjasama ekonomi IndonesiaTiongkok pada sektor Infrastruktur daratan maupun lautan melalui proyek belt and road initiative. Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dan meninjau penelitian terdahulu serta hasil pencarian data melalui jaringan internet.Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif analitis dan metode historis analitis. Dengan menggunakan konsep kerjasama Internasional, teori konflik, konsep geopolitik serta menggunakan konsep kepentingan nasional. kemudian hasil dari penulisan skripsi ini adalah penyelesaian konflik laut Natuna utara yaitu berdasarkan UNCLOS 1982 dengan cara win win solution solution atau win lose solution dan solusi dari hukum internasional yakni memperbanyak nelayan dan petugas keamanan untuk eksploitasi dan penjagaan wilayah laut Natuna utara serta strategi terakhir yaitu dengan membentuk kemitraan kerjasama perekonomian melalui Belt and Road Initiative. Kendala yang dihadapi Indonesia adalah jika reaksi Indonesia tidak tepat maka dapat merenggangkan hubungan diplomatik serta hubungan kerjasama perekonomian dengan Tiongkok. Adapun implikasi dari konflik tersebut jelas berpengaruh terhadap hubungan kerjasama ekonomi diantara kedua negara, namun tidak sampai menimbulkan perang terbuka serta mengganggu kepentingan nasional negara masing-masing.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Skripsi > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Hubungan Internasional |
Depositing User: | Miss Rahma Rahmawati |
Date Deposited: | 26 Jun 2023 02:58 |
Last Modified: | 26 Jun 2023 02:58 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/7114 |
Actions (login required)
View Item |