H.S. Prodjokusumo, - and Jimly Ash Shddiqie SH. MA, - and H. Ichsan Sanuha, - and H.M. Isa Anshari MA, - and Drs. H.M. Subky Hasbie, - and Dr. Ir. H. Hayu S. Prabowo, - and Mifta Huda,S.Pd.I,M.E., - and Ir. Lilik Trimaya, - (2015) Air, Kebersihan, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan menurut Agama Islam. 2015 . Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional, Universitas Nasional. ISBN 978-602-99475-5-7
|
Text
Buku Air_MUI.pdf Download (15MB) | Preview |
Abstract
Sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015 – 2019 yang mengamanatkan program 100 – 0 – 100, yaitu 100% akses aman air minum, bebas kumuh dan 100% akses sanitasi yang layak pada akhir tahun 2019. Pemerintah Indonesia dan masyarakat semakin menyadari bahwa percepatan pembangunan pada sektor air dan sanitasi menjadi sangat penting dan membutuhkan peran serta banyak pihak dan sinergi untuk mencapainya, termasuk didalamnya peran penting organisasi-organisasi Islam, para alim ulama. Masalah terkait air bersih, sanitasi, kebersihan dan kesehatan lingkungan seperti dilaporkan oleh lembaga World Health Organization (WHO) bahwa kematian yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan melalui air (water-borne disease) mencapai 3,4 juta jiwa/tahun secara global. Lebih lanjut secara global dilaporkan bahwa diare merupakan penyebab kematian terbesar yaitu 2,2 juta jiwa/tahun. Kualitas air minum tidak sesuai standar kesehatan serta kurang memadainya sistem pembuangan air limbah dan sampah menimbulkan dampak buruk pada lingkungan dan menimbulkan penyakit endemik di wilayah pemukiman termasuk rumah tangga miskin. Secara keseluruhan penduduk Indonesia yang hidup dengan kondisi sanitasi buruk mencapai 72,5 juta jiwa. Mereka tersebar di perkotaan (18,2%) dan perdesaan (40%). Akses sanitasi di perdesaan tidak bertambah secara berarti selama 30 tahun terakhir. Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa di Indonesia ada 226 kota yang masih bermasalah dengan pengelolaan air limbah, 240 kota menghadapi masalah pengelolaan sampah, serta 100 kota masih bermasalah dengan drainase. Sedangkan kota yang bermasalah dengan ketiganya sebanyak 52 Kota (Zainal Nampira dalam acara kick off - High Five Program).
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Divisions: | Buku > Kesehatan |
Depositing User: | BPSI Unas |
Date Deposited: | 06 Sep 2017 01:59 |
Last Modified: | 06 Sep 2017 01:59 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/190 |
Actions (login required)
View Item |