Utsman, Haris (2007) Struktur Komunitas Meiofauna Di Serasah Pada Padang Lamun Pantai Kuta, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Diploma thesis, Universitas Nasional.
Text
031_SB_2007_HARIS USTMAN_0231126150017.pdf Download (18MB) |
Abstract
Padang lamun merupakan daerah yang luas dibentuk atau ditumbuhi lamun di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun dan makroalga sebagai habitat yang memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan meiofauna, termasuk yang ada dalam bentuk serasah. Serasah adalah segala bentuk lepasan dari bagian flora laut baik yang bersifat sudah mati (sisa daun, akar lamun) maupun yang masih hidup (potongan thallus makroalga), sehingga sisa-sisa tumbuhan (serasah) akan menjadi habitat bagi meiofauna. Meiofauna adalah kelompok hewan berukuran antara 0,063-1,00 mm dan merupakan organisme yang berlimpah pada komunitas dasar yang bersubstrat lunak. Penelitian dilakukan di perairan pantai Kuta Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2006 sampai 8 maret 2007, termasuk pengambilan sampel dan identifikasi di laboratorium COREMAP, Pusat Penelitian Oseanologi-LIPI. Metode yang digunakan adalah line transek sebanyak 3 stasiun dengan jarak antar stasiun 200 m dan setiap stasiun terdiri dari 5 titik/plot dengan jarak antar titik/plot 20 m dan ukuran plot 1x1 m serta setiap pengambilan sampel dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali pengulangan dengan jarak antar ulangan 50 m di perairan pantai Kuta. Pengambilan sampel meiofauna dengan mengocokkan serasah di dalam kantong plastik berukuran satu kilograms Hasil penelitian yang dilakukan di perairan pantai Kuta, Pulau Lombok di kedua serasah, yaitu serasah lamun dan serasah makroalga di tiga stasiun, tercatat keseluruhan 14 taksa, dimana 12 taksa di serasah lamun dan 13 taksa di serasah makroalga. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara berat basah serasah terhadap jumlah individu meiofauna. Hal ini menunjukkan bahwa berat basah serasah mempengaruhi keberadaan meiofauna. Kisaran indeks keanekaragaman dan keseragaman di serasah lamun dan serasah makroalga pada ketiga stasiun penelitian memiliki indeks keanekaragaman dan keseragaman yang tergolong rendah.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QH Natural history > QH301 Biology Q Science > QL Zoology |
Divisions: | Skripsi > Fakultas Biologi > Program Studi Biologi |
Depositing User: | Miss Yulia Zahra Yamini |
Date Deposited: | 07 Oct 2020 01:08 |
Last Modified: | 07 Oct 2020 01:08 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/1699 |
Actions (login required)
View Item |