Eko Sugiyanto, . (2016) Pengendalian Dalam Organisasi. In: Pengendalian Dalam Organisasi. Lembaga Penerbitan Universitas-Universitas Nasional (LPU-UNAS), Jl. Sawo Manila, No. 61. Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.12520. Telpon : 021-78837310/ 021-7806700 (hunting) ext. 172. Fak : 021-7802718, pp. 1-199. ISBN 978-602-0819-16-7
|
Text
Pengendalian-Dalam-Organisasi.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Manusia selalu berhubungan dengan organisasi, bahkan sejak lahir sampai dengan meninggalpun, hampir tidak pernah lepas darinya. Ketika kita sedang berhubungan dengan organisasi, hampir tidak pernah mempertanyakan atau memperdulikan apakah sedang berhubungan dengan organisasi atau tidak. Organisasi kita terima apa adanya, seolah-olah sudah menjadi bagian dari kehidupan kita yang tidak terpisahkan. Kita cenderung lebih sering memperhatikan atribut-atribut fisik yang kasat mata seperti: gedungnya, para pekerjanya, atau produk/jasa yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena organisasi itu sendiri bentuknya tidak kasat mata (invisible) dan abstrak (intangible) sehingga organisasi sering disebut sebagai artificial being (Sobirin, 2007: 4). Seorang objektivis melihat sebuah organisasi sebagai suatu struktur yang nyata. Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek; orang-orang dalam organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama. Bila organisasi sehat, bagian-bagian yang interdependen bekerja dengan cara yang sistematik untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pengetahuan mengenai organisasi meliputi pengenalan akan struktur atau rancangan apa menghasilkan apa. Kaum objektivis menekankan struktur, perencanaan, kontrol, dan tujuan, dan menempatkan faktor-faktor utama ini dalam suatu skema adaptasi organisasi. Lingkungan menentukan prinsip-prinsip pengorganisasian. Kaum objektivis mencari “bentuk terbaik” organisasi berdasarkan kondisi-kondisi lingkungan. Pendekatan ini menyebabkan pencarian kesesuaian optimal antara struktur organisasi dan faktor-faktor tertentu dalam lingkungan, seperti teknologi, situasi, atau ketidakpastian. Organisasi dianggap sebagai pemroses informasi besar dengan input, throughput, dan output. Sistem terstruktur atas perilaku ini mengandung jabatan-jabatan (posisi-posisi) dan peranan-peranan yang dapat dirancang sebelum peranan-peranan tersebut diisi oleh aktor-aktor. Kaum objektivis memperlakukan organisasi terutama sebagai sebuah unit. Artinya, mempelajari organisasi adalah mempelajari organisasi keseluruhan. Organisasi adalah suatu entitas yang berfungsi dengan cara-cara tertentu. Pertanyaannya mungkin menyangkut bagaimana organisasi dapat beradaptasi dengan cara terbaik terhadap lingkungan untuk mengembangkan diri dan keberlangsungan hidup. Sebagian teoretisi membagi organisasi menjadi bidang-bidang kajian organisasi, lingkungan, kelompok-kelompok, dan individu-ke-kelompok. Namun semua pembagian ini dianggap bagian dari suatu entitas bernama “organisasi”.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Buku > Ilmu Sosial dan Ilmu Politik |
Depositing User: | BPSI Unas |
Date Deposited: | 19 Jul 2017 03:30 |
Last Modified: | 17 Jul 2018 07:32 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/16 |
Actions (login required)
View Item |