PERBANDINGAN KADAR CYSTATIN-C DENGAN KREATININ SERUM SEBAGAI INDIKATOR AWAL PENURUNAN FUNGSI GINJAL

Muliawati, Eri (2023) PERBANDINGAN KADAR CYSTATIN-C DENGAN KREATININ SERUM SEBAGAI INDIKATOR AWAL PENURUNAN FUNGSI GINJAL. Diploma thesis, Universitas Nasional.

[img] Text
Cov1.pdf

Download (563kB)
[img] Text
Bab I.pdf

Download (585kB)
[img] Text
Bab II.pdf

Download (451kB)
[img] Text
Bab III.pdf

Download (452kB)
[img] Text
Bab IV.pdf

Download (597kB)
[img] Text
Lampiran.pdf

Download (1MB)

Abstract

Prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia mengalami peningkatan pada Tahun 2018 menjadi 0,38% banyak ditemukan pada laki-laki usia 65-74 tahun. Penentuan LFG dapat memberikan informasi mengenai fungsi ginjal. LFG tidak dapat diukur secara langsung. Pengukuran menggunakan zat eksogen seperti inulin merupakan penanda yang ideal karena bersifat inert, difiltrasi di glomerulus dan tidak disekresi tubulus, namun jarang dilakukan karena bersifat invasif, butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Penanda dengan zat endogen yang sering digunakan adalah kreatinin, tetapi kurang dapat diandalkan karena dipengaruhi faktor usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh. Penanda baru cystatin-c merupakan inhibitor protease sistein dengan berat molekul rendah, diproduksi konstan oleh semua sel berinti. Cystatin-c disaring di glomerulus dan tidak disekresi oleh tubulus, kadarnya tidak dipengaruhi oleh peradangan, massa otot, jenis kelamin, usia, dan indeks massa tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara cystatin-c dan kreatinin terhadap nilai estimasi laju filtrasi glomerulus sehingga dapat diketahui penanda yang lebih baik yang dapat digunakan sebagai indikator awal penurunan fungsi ginjal. Hasil penelitian pada 166 orang didominasi laki-laki pada kelompok usia 66-75 tahun, dengan hasil cystatin-c abnormal 33.3% dan kreatinin abnormal 41.0%. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana pada kelompok kreatinin dan kelompok cystatin-c Hasil uji kelompok kreatinin diketahui nilai konstanta 79.485 dan koefisien kadar kreatinin -0.066, ini berarti terdapat hubungan negatif kadar kreatinin terhadap nilai eLFG kreatinin. Hasil nilai signifikansi diperoleh 0.809 sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar kreatinin tidak berhubungan terhadap nilai eLFG kreatinin. Pada kelompok cystatin-c diketahui nilai konstanta 77.286 dan koefisien kadar cystatin-c -0.350 ini berarti terdapat hubungan negatif kadar cystatin-c terhadap eLFG cystatin-c. Nilai signifikansi diperoleh 0.206 sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar cystatin-c tidak berhubungan terhadap nilai eLFG cystatin-c. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang berhubungan selain kreatinin terhadap LFG dalam menilai fungsi ginjal, karena pada penelitian ini ditemukan tidak terdapat hubungan. Kata kunci : Cystatin-c, eLFG, Kreatinin

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Q Science > QM Human anatomy
Divisions: Skripsi > Fakultas Biologi > Program Studi Biologi
Depositing User: - Abdurrahman -
Date Deposited: 26 Jun 2023 04:14
Last Modified: 26 Jun 2023 04:14
URI: http://repository.unas.ac.id/id/eprint/7126

Actions (login required)

View Item View Item