PEMATUHAN DAN PELANGGARAN MAKSIM KUANTITAS DAN RELEVANSI DALAM FILM 37 SECOND

Azis, Abdul (2023) PEMATUHAN DAN PELANGGARAN MAKSIM KUANTITAS DAN RELEVANSI DALAM FILM 37 SECOND. Diploma thesis, Universitas Nasional.

[img] Text
COVER.pdf

Download (922kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (175kB)
[img] Text
BAB 2.pdf

Download (309kB)
[img] Text
BAB 3.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 4.pdf

Download (75kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (246kB)

Abstract

Penelitian yang berjudul Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip Kerjasama dalam Film 37 Second ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan pematuhan dan pelanggaran maksim kuantitas dan relevansi oleh para penutur dalam film 37 Second, mengacu pada teori Grice (1975) dilihat dari parameter kesantunan yang dikemukakan oleh Mizutani dan Mizutani (1987), didukung teori strategi kesantunan Brown dan Levinson (1987) yang digunakan oleh penutur dalam penuturannya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data adalah simak dan catat. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa penutur melakukan pematuhan dan pelanggaran maksim kuantitas dan relevansi. Pematuhan maksim kuantitas terjadi karena penutur ingin memberikan informasi yang secukupnya, semantara pematuhan relevansi terjadi karena penutur ingin memberikan informasi yang relevan dengan pertanyaan mitra tutur. Terutama terkait dengan topik keluarga, pekerjaan dan hubungan sosial. Kedua pematuhan tersebut menggunakan strategi kesantunan positif karena penutur memberi perhatian dan menghargai mitra tutur dengan menjawab pertanyaan yang dibutuhkan oleh mitra tutur yang seumur dan lebih tua. Sementara pelanggaran maksim kuantitas terjadi karena penutur memberikan informasi yang melebihi dari yang dibutuhkan mitra tutur. Sedangkan, pelanggaran maksim relevansi penutur menjawab tidak relevan dengan pertanyaan dari mitra tutur. Terkait dengan topik hubungan sosial, keluarga dan pekerjaan. Kedua pelanggaran tersebut menggunakan strategi kesantunan tidak langsung atau samar samar hal ini dikarenakan penutur tidak ingin direndahkan atau dipandang sebelah mata oleh mitra tutur sehingga penutur menggunakan strategi tersebut untuk membela dirinya. Selain itu, penutur yang merupakan seorang difabel melakukan tuturan tuturan kepada mitra tutur yang seumur maupun lebih tua dengan melebih-lebihkan informasi dan keadaan dari yang sebenarnya.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Skripsi > Fakultas Sastra > Program Studi Sastra Jepang
Depositing User: Miss Rahma Rahmawati
Date Deposited: 21 Oct 2023 02:55
Last Modified: 21 Oct 2023 02:55
URI: http://repository.unas.ac.id/id/eprint/8408

Actions (login required)

View Item View Item