FREKUENSI DAN TEKANAN SUARA CUCAK KUTILANG (Pycnonotus aurigaster), KEBISINGAN LINGKUNGAN, DAN PEMANFAATAN POHON SEBAGAI TEMPAT BERSUARA PADA TAMAN KOTA DI JAKARTA SELATAN

Baihaqi, Ahmad (2019) FREKUENSI DAN TEKANAN SUARA CUCAK KUTILANG (Pycnonotus aurigaster), KEBISINGAN LINGKUNGAN, DAN PEMANFAATAN POHON SEBAGAI TEMPAT BERSUARA PADA TAMAN KOTA DI JAKARTA SELATAN. Masters thesis, UNIVERSITAS NASIONAL.

[img] Text
AHMAD BAIHAQI.pdf

Download (1MB)

Abstract

Avifauna berperan sebagai salah satu bioindikator baik atau tidaknya kualitas lingkungan. Suara merupakan alat komunikasi pada burung termasuk pada Cucak Kutilang. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan satwa sosial. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui frekuensi dan tekanan suara Cucak Kutilang, kebisinganlingkungan dan pemanfaatan pohonsebagaitempat bersuara padatiga Taman Kota di Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan di Taman Tanjung, Taman Sepat, dan Taman Dadap Merah pada Februari-Mei 2018. Metode yang digunakandengan cara berdiritegak lurus di bawah pohon tempat Cucak Kutilang bersuara. Jika terdengar suaraCucak Kutilang, makapeneliti merekam suara Cucak Kutilang sampai tidak terdengar lagi suaranya. Bersamaan dengan itu, juga direkam suara kebisinganlingkungan. Penelitian dilakukan padatiga periode waktu, yaitu pagi hari pukul 07.00 –09.00 WIB, siang hari pukul 12.00 –14.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-18.00 WIB. Masing-masing periode waktu dilakukan selama 120 menit. Penelitian dilakukan pada hari libur, yaitu hari Sabtu dan Minggu. Pada penelitian ini diperoleh frekuensi suaraCucak Kutilang berkisar antara 172,3-7.752 Hz. Sementara itu, Cucak Kutilang tidak bersuarapada saat terjadi kebisinganlingkungan yang sangat ekstrim. Sumber kebisinganlingkungantersebut berasaldari pengeras suara dari aktivitas manusia di dalam lokasi penelitian. Kebisinganlingkungandi tiga lokasipenelitianberkisar antara 47,47-77,44 dB. Sedangkan tekanan suara Cucak Kutilang cenderung lebih tinggi dibandingkan kebisingan lingkungan. Frekuensi suaratertinggi dan paling banyak cenderung terjadi pada pagi hari. Berdasarkanuji statistikregresi linear variabel dummymenunjukkan bahwa frekuensi suara tidak berhubungan dengan kebisingan lingkungan, sedangkan tekanan suaraberhubungan dengan kebisingan lingkungan. Jenis pohon yang paling sering dimanfaatkan sebagai tempatbersuaraadalahKayu putih, Buni, Flamboyan dan Trembesi. Cucak Kutilang memanfaatkan semua stratapohonsebagai tempatbersuaradan strata yang paling sering dimanfaatkan adalah strata 4. CucakKutilang paling sering bersuarapada ketinggian 6-20 m.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > QL Zoology
S Agriculture > SB Plant culture
S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Skripsi > Fakultas Biologi
Depositing User: Hesti Ari Wardani
Date Deposited: 17 Jul 2020 06:35
Last Modified: 17 Jul 2020 06:35
URI: http://repository.unas.ac.id/id/eprint/639

Actions (login required)

View Item View Item