REPRESENTASI SIFAT NEGARAWAN DALAM FILM A MAN CALLED AHOK (Pendekatan Analisis Semiotika Roland Barthes)

Husein, Zakky Naufal (2022) REPRESENTASI SIFAT NEGARAWAN DALAM FILM A MAN CALLED AHOK (Pendekatan Analisis Semiotika Roland Barthes). Diploma thesis, Universitas Nasional.

[img] Text
Cover (Cover, Lembar Pengesahan, Abstrak, Kata pengantar, Daftar isi).pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 2.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 3.pdf

Download (234kB)
[img] Text
BAB 4.pdf

Download (983kB)
[img] Text
BAB 5.pdf

Download (1MB)
[img] Text
LAMPIRAN (Daftar pustaka, Lembar cek turnitin Tahap 2).pdf

Download (676kB)

Abstract

Film A Man Called Ahok mempunyai daya tarik bagi para khalayaknya. Ahok merupakan minoritas dari suku Tionghoa yang masuk dalam ranah politik Indonesia sebagai Gubernur DKI Jakarta. Film ber genre Biografi ini justru memusatkan ceritanya pada cara ayah ahok, yaitu Tjung Kim Nam dalam mendidik ahok adik-adiknya. Bagaimana makna Denotasi. Konotasi dan Mitos yang terkandung dalam film A Man Called Ahok? Bagaimana Representasi Sifat Negarawan yang terkandung dalam Film A Man Called Ahok? Penulis menggunakan penelitian kualitatif pada penelitian ini serta metode kualitatif deskriptif. Dua jenis metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan studi Pustaka. Penulis akan menggunakan beberapa adegan dari film A Man Called Ahok untuk mengevaluasi dengan menggunakan pendekatan Roland Barthes, dengan mempertimbangkan makna denotatif, makna konotatif, dan mitos yang mungkin terkait dengan objek tersebut. Makna denotasi dalam film A Man Called Ahok adalah kehidupan keluarga kecil Ahok di Gantong, belitung timur. Tauke selaku kepala keluarga berusaha mendidik anak-anaknya untuk menjadi pribadi yang baik dan suka menolong sesama, terutama menolong masyarakat desa yang dicintai oleh Tauke yaitu desa Gantong, Belitung timur. Makna konotasi dalam film A Man Called Ahok adalah film ini mengisyaratkan bahwa Basuki Cahaya Purnama alias Ahok tidak sepenuhnya buruk, mengingat film ini diproduksi ketika Ahok sedang menjalani masa hukuman sebagai penista agama di Mako Brimob Depok. Mitos yang terkandung pada film A Man Called Ahok adalah ketika masyarakat masih beranggapan orang Tionghoa tidak bisa memimpin atau menjadi pemimpin di Indonesia. Pemikiran tersebut sangat bertolak belakang karena pada kenyataanya mereka yang berdarah campuran masih memiliki kartu identitas bernegara Indonesia dan mencintai negara Indonesia. Penelitian ini secara keseluruhan memperhatikan bahwa sifat kenegarawanan bersifat wajib untuk ditiru oleh masyarakat di skala apapun seperti, Pemimpin rumah tangga, RT, dan RW.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HE Transportation and Communications
J Political Science > JA Political science (General)
Divisions: Skripsi > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Ilmu Komunikasi
Depositing User: - Abdurrahman -
Date Deposited: 07 Oct 2022 07:45
Last Modified: 11 Oct 2022 08:09
URI: http://repository.unas.ac.id/id/eprint/5764

Actions (login required)

View Item View Item