Kelimpahan dan keanekaragaman jamur makroskopis bermanfaat pangan dan obat pada ketinggian berbeda di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Alif Faisal, Toriq (2007) Kelimpahan dan keanekaragaman jamur makroskopis bermanfaat pangan dan obat pada ketinggian berbeda di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Diploma thesis, Universitas Nasional.

[img] Text
018_SB_2007_TORIQ ALIF FAISAL_023112620150023.pdf

Download (13MB)

Abstract

Banyak jenis jamur yang diketahui dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik sebagai bahan pangan maupun bahan obat-obatan. Jamur dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat karena memiliki kandungan zat gizi yang tinggi dan baik untuk kesehatan seperti protein, lemak dan vitamin, serta beberapa jenis jamur memiliki senyawa yang dapat menyembuhkan suatu penyakit. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) merupakan kawasan pendidikan dan wisata alam yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Di kawasan ini hidup berbagai jenis satwa liar dan flora termasuk di dalamnya jenis jamur yang beranekaragam. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan (April-Mei 2007), berlokasi di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), Jawa Barat. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode line transek pada ketinggian yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman jamur makroskopis yang bermanfaat baik sebagai bahan pangan maupun obat pada ketinggian yang berbeda di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, khususnya di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) Jawa Barat. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan keanekaragaman jenis jamur bermanfaat antar lokasi ketinggian tempat dan terdapat perbedaan kelimpahan jenis jamur berdasarkan manfaatnya sebagai bahan pangan, bahan obat dan bahan pangan sekaligus obat antar lokasi ketinggian tempat. Hasil pengamatan jamur makroskopis bermanfaat pada masing-masing ketinggian tercatat 25 marga dan 15 suku. Indeks keanekaragaman pada masing- masing ketinggian berkisar antara H’ = 0,980-2,454 dengan H’ tertinggi pada ketinggian 601-700 m dpi. Berdasarkan uji Hutchenson menunjukkan adanya perbedaan keanekaragaman jenis pada tiap ketinggian kecuali pada ketinggian 501- 600 m dpi dengan 701-800 m dpi. Indeks keseragaman pada tiap ketinggian berkisar antara 0,50-0,88 dengan keseragaman tertinggi pada ketinggian 501-600 m dpi. Berdasarkan manfaatnya tercatat 16 marga jamur yang bermanfaat sebagai bahan pangan, 13 marga jamur yang bermanfaat sebagai bahan obat dan 4 marga jamur yang bermanfaat sebagai bahan pangan sekaligus obat.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Q Science > QK Botany
R Medicine > RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine
Divisions: Skripsi > Fakultas Biologi > Program Studi Biologi
Depositing User: Miss Yulia Zahra Yamini
Date Deposited: 07 Oct 2020 01:08
Last Modified: 07 Oct 2020 01:08
URI: http://repository.unas.ac.id/id/eprint/1697

Actions (login required)

View Item View Item