Farisi, Salman Al (2025) ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN MELALUI NTERVENSI PENGGUNAAN HYDROCOLLOID DRESSING SEBAGAI PRIMARY DRESSING UNTUK MENINGKATKAN EPITELISASI LUKA PADA NY. S DAN TN. L DENGAN DIABETIC FOOT ULCER DI KLINIK RADITYA MEDICAL CENTER DEPOK. Bachelor thesis, Universitas Nasional.
![]() |
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (237kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (424kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Download (267kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Download (231kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (161kB) |
![]() |
Text
Lampiran.pdf Download (4MB) |
Abstract
Latar Belakang : Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes melitus terus mengalami peningkatan signifikan baik secara global maupun nasional, memberikan dampak serius terhadap morbiditas, mortalitas, dan beban ekonomi. Di Indonesia, prevalensi diabetes terus meningkat setiap tahunnya dan menjadi salah satu penyebab utama komplikasi kronis, termasuk diabetic foot ulcer (DFU). DFU merupakan komplikasi serius yang dapat menyebabkan amputasi dan kematian, serta menyumbang proporsi besar dalam angka rawat inap penderita diabetes. Pengelolaan luka diabetes yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Salah satu metode perawatan yang terbukti efektif adalah penggunaan modern dressing dengan prinsip moist wound healing. Hydrocolloid dressing merupakan salah satu jenis balutan modern yang sering digunakan karena kemampuannya menjaga kelembapan luka dan mempercepat proses epitelisasi. Tujuan : Studi ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan melalui intervensi penggunaan hydrocolloid dressing sebagai primary dressing pada dua klien dengan DFU, yaitu Ny. S dan Tn. L, di Klinik Raditya Medical Center Depok. Hasil : Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan komprehensif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa masalah utama pada kedua klien adalah gangguan integritas kulit. Intervensi yang diberikan berupa perawatan luka menggunakan prinsip TIME dan aplikasi hydrocolloid dressing sebagai primary dressing. Evaluasi dilakukan menggunakan Winner Scale. Pada Ny. S, skor Winner Scale menurun dari 19 menjadi 17 dalam dua kali kunjungan, menunjukkan penurunan eksudat dan peningkatan epitelisasi. Pada Tn. L, skor menurun dari 23 menjadi 22, dengan penurunan jumlah eksudat dan kondisi periwound yang lebih stabil. Estimasi waktu penyembuhan luka adalah empat minggu untuk Ny. S dan lima minggu untuk Tn. L. Kesimpulan dan Saran : Hydrocolloid dressing efektif dalam menciptakan lingkungan lembap yang mendukung regenerasi jaringan dan mengurangi risiko maserasi. Temuan ini memperkuat efektivitas penggunaan hydrocolloid dressing dalam praktik keperawatan luka modern berbasis moist wound healing. Disarankan agar perawat mempertimbangkan penggunaan balutan ini sebagai bagian dari intervensi standar dalam perawatan DFU.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Skripsi > Fakultas Ilmu Kesehatan |
Depositing User: | Miss Rahma Rahmawati |
Date Deposited: | 30 Sep 2025 04:41 |
Last Modified: | 30 Sep 2025 04:41 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/14323 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |