BOBA (BUBBLE TEA) SEBAGAI SOFT POWER DALAM USAHA GASTRODIPLOMASI TAIWAN DI LONDON TAHUN 2021-2023

MANOPO, VALLESYA AZZAHRA PUTRI (2025) BOBA (BUBBLE TEA) SEBAGAI SOFT POWER DALAM USAHA GASTRODIPLOMASI TAIWAN DI LONDON TAHUN 2021-2023. Bachelor thesis, Universitas Nasional.

[img] Text
COVER.pdf

Download (704kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (290kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (344kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (282kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (658kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (163kB)
[img] Text
Lampiran.pdf

Download (1MB)

Abstract

Taiwan menghadapi tantangan diplomatik akibat kebijakan One China Policy yang membatasi pengakuannya sebagai entitas berdaulat. Sebagai respons, Taiwan mengadopsi gastrodiplomasi melalui Boba (Bubble Tea) sebagai instrumen soft power untuk memperkuat identitas nasional dan citra global. Penelitian ini menganalisis peran Boba dalam strategi gastrodiplomasi Taiwan di London, dengan fokus pada dampaknya terhadap hubungan diplomatik, ekonomi, dan persepsi budaya. Boba, minuman khas Taiwan yang berasal dari tahun 1980an, tidak hanya menjadi fenomena kuliner global tetapi juga simbol budaya yang digunakan Taiwan untuk membangun nation branding. Melalui kampanye "All in Good Taste: Savor the Flavors of Taiwan", pemerintah Taiwan mempromosikan Boba di London sebagai sarana diplomasi publik. Minuman ini tidak hanya berhasil meningkatkan citra positif Taiwan, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup urban masyarakat London, terutama di kalangan anak muda atau Gen Z. Popularitas Boba di kalangan generasi muda mencerminkan daya tariknya sebagai simbol modernitas dan globalisasi, sekaligus menciptakan ruang interaksi budaya yang lebih luas antara masyarakat Inggris dan tradisi Taiwan. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis digunakan, mengandalkan data sekunder dari literatur akademis, laporan industri, dan dokumen kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Boba berhasil meningkatkan citra positif Taiwan di London, berfungsi sebagai jembatan budaya yang menarik minat masyarakat Inggris terhadap tradisi Taiwan. Popularitas Boba turut mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor bahan baku, perluasan bisnis franchise, dan peningkatan pariwisata. Di tengah keterbatasan politik, gastrodiplomasi ini memperkuat hubungan non-resmi Taiwan-Inggris, terutama melalui interaksi budaya dan ekonomi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Boba merupakan alat soft power yang efektif dalam konteks diplomasi Taiwan. Strategi ini tidak hanya memperkuat identitas nasional tetapi juga membuka peluang kerjasama internasional, meski menghadapi kompetisi dengan minuman lokal dan persepsi politik yang kompleks. Implikasinya, gastrodiplomasi melalui kuliner dapat menjadi model bagi negara berkembang untuk meningkatkan pengaruh global tanpa bergantung pada kekuatan politik atau militer.

Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
J Political Science > JF Political institutions (General)
Divisions: Skripsi > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Hubungan Internasional
Depositing User: Miss Rahma Rahmawati
Date Deposited: 08 Jul 2025 04:42
Last Modified: 10 Jul 2025 06:20
URI: http://repository.unas.ac.id/id/eprint/13575

Actions (login required)

View Item View Item