Pawae, Irwan (2025) ANALISIS YURIDIS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TERDAKWA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI JUSTICE COLLABORATOR (Studi Kasus Putusan Nomor: 48/Pid.Sus-TPK/2020/PN Jkt Pst). Bachelor thesis, Universitas Nasional.
![]() |
Text
Cover.pdf Download (414kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (307kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (309kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Download (215kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Download (230kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (211kB) |
![]() |
Text
Lampiran.pdf Download (1MB) |
Abstract
Peranan justice collaborator ini belum mendapatkan kepastian hukum sebagaimana mestinya seperti yang tercantum dalam Undang-Undang. Justice Collaborator dalam penegakan hukum pidana Indonesia belum terimplementasikan dengan baik sebagaimana yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Sebagaimana telah terdapat dalam Undang Undang No 31 Tahun 2014 tentang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) bahwa kehadiran justice collaborator atas kerjasamanya patut untuk diberikan sebuah penghargaan atau reward yaitu berupa peringanan hukuman. Dalam praktiknya hal tersebut belum terlaksana dengan baik sebab acap kali ditemui hakim dalam menjatuhkan putusannya tidak mengindahkan seorang terdakwa yang berstatus sebagai justice collaborator dan SEMA RI Nomor 04 Tahun 2011 tentang Perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower) dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama (Juctice Collaborators) Di Dalam Perkara Tindak Pidana Tertentu, mengatur bahwa sebagai salah satu syarat seseorang sebagai saksi pelaku yang bekerjasama adalah yang bersangkutan merupakan salah satu pelaku tindak pidana tertentu, mengakui kejahatan yang dilakukannya, dan bukan pelaku utama dalam kejahatan tersebut serta memberikan keterangan sebagai saksi di dalam proses peradilan. Apapun rumusan masalah yaitu: 1) Bagaimana penegakan hukum terhadap terdakwa dalam tindak pidana korupsi yang berkedudukan sebagai justice collaborator menurut ketentuan perundang undangan?, 2) Bagaimana sanksi hukuman terhadap terdakwa dalam tindak pidana korupsi yang berkedudukan sebagai justice collaborator, apakah sudah tepat jika ditinjau dari akibat dan rasa keadilan? 3) Bagaimana pertimbangan majlis hakim dalam putusan 48/Pid.SusTPK/2020/PN Jkt Pst?. Dalam penulisan skripsi ini metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan yuridis normatif dengan mempelajari dari peraturan perundang dengan penelitian kepustakaan (Library Researcha), yaitu suatu cara memperoleh data melalui penelitian keperpustakaan, yang didalam penulisan laporan penelitian penulis mencari data dan keteranganketerangan dengan membaca buku-buku, bahan kuliah, karya ilmiah, berkaitan dengan majlis hakim tidak mempertimbangkan unsur pembeda antara tindak pidana korupsi (biasa/dalam bentuk pokok) dan tindak pidana korupsi berencana adalah unsur dengan rencana terlebih dahulu (berencana).
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Skripsi > Fakultas Hukum > Program Studi Ilmu Hukum |
Depositing User: | Miss Rahma Rahmawati |
Date Deposited: | 17 Jun 2025 07:57 |
Last Modified: | 17 Jun 2025 07:57 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/12980 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |