Azhar, Hikmal (2024) ANALISIS YURIDIS DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KAPAL YANG BERLAYAR TANPA SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (STUDI KASUS NOMOR 45/Pid.Sus/2019/PN Srp). Bachelor thesis, Universitas Nasional.
Text
Cover.pdf Download (919kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB 2.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB 3.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB 4.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB 5.pdf Download (538kB) |
|
Text
Lampiran.pdf Download (1MB) |
Abstract
Surat Persetujuan Berlayar adalah dokumen yang sangat penting dalam pengaturan pelayaran kapal perikanan di pelabuhan. Dokumen ini menunjukkan bahwa kapal telah memenuhi segala persyaratan yang diperlukan, termasuk kelaiklautan kapal dan kewajiban lainnya, sebelum diperbolehkan untuk berlayar meninggalkan pelabuhan. Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar oleh Syahbandar bertujuan untuk memastikan bahwa kapal perikanan dapat melakukan pelayaran dengan aman dan mematuhi aturan yang berlaku.Metode penelitian merupakan suatu proses yang sifatnya mutlak dan harus dilakukan dalam kegiatan penelitian, Penelitian hukum ini dilakukan dengan menerapkan metode penelitian hukum normative Yuridis. Dalam penelitian ini, digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan (Statue Approach) dan pendekatan kasus (Case Approach). Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Hukum normatif, Metode analisis hukum yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. memutuska kepada terdakwa dengan pidana penjara dalam waktu 1 (satu) tahun dan denda sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan kurungan selama 1 (satu) bulan sesudah pengadilan menjatuhkan putusan pengadilan yang mana mendapatkan daya hukum tetap dan apabila tidak sanggup melunasi atau mencukupi diubah dengan hukuman penjara dalam kurung waktu 1 (satu) bulan. Hambatan dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran aktivitas berlayar minimnya pemahaman masyarakat terhadap tindak pidana pelayaran Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat akan kompleksitas pembuatan SPB, di mana seringkali kebutuhan uang pelican menjadi faktor penentu kepatuhan. Kondisi ini menciptakan dorongan untuk mengabaikan persyaratan pembuatan surat persetujuan berlayar (SPB), seiring dengan persepsi bahwa melanggar aturan berlayar lebih mudah, cepat, dan ekonomis.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform J Political Science > JQ Political institutions Asia |
Divisions: | Skripsi > Fakultas Hukum > Program Studi Ilmu Hukum |
Depositing User: | - Abdurrahman - |
Date Deposited: | 25 Mar 2024 07:38 |
Last Modified: | 25 Mar 2024 07:38 |
URI: | http://repository.unas.ac.id/id/eprint/10443 |
Actions (login required)
View Item |